• Sabtu, 23 September 2023

Misteri Gunung Lawu, 'Paku Bumi' Paling Sakral di Tanah Jawa Tempat Moksa Raja Majapahit

- Jumat, 19 Agustus 2022 | 16:46 WIB
Misteri Gunung Lawu, Gunung Paling Sakral di Tanah Jawa Tempat Moksa Raja Majapahit (Instagram @dianariefa_ae)
Misteri Gunung Lawu, Gunung Paling Sakral di Tanah Jawa Tempat Moksa Raja Majapahit (Instagram @dianariefa_ae)

AGTVnews.com - Gunung Lawu dipercaya sebagai gunung tertua di Pulau Jawa. Gunung Lawu dianggap sebagai gunung paling sakral di tanah Jawa.

Kepercayaan di Gunung Lawu itu muncul karena cerita Raja Majapahit bernama Dyah Ranawijaya atau lebih dikenal sebagai Raja Brawijaya V.

Puncak Gunung Lawu, dipercaya sebagai tempat Raja Brawijaya v Moksa atau melepaskan diri dari ikatan duniawi.

Dikisahkan, pada suatu malam Raja Brawijaya ke-5 diam-diam meninggalkan keraton bersama penasehatnya yang setia Sabdo Palon. Mereka naik ke puncak Gunung Lawu.

Baca Juga: Wisata Tersembunyi Jombang, Sungai Pegunungan di Tengah Hutan Jati Dengan Ribuan Lubang Alami yang Menawan

Hal itu dilakukannya karena tidak tahan dengan kelakuan anak-anaknya yang lebih memilih mendirikan kerajaan sendiri dan berpindah agama.

Sebelum sampai di puncak dia bertemu dengan dua orang Abdi dalem atau kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala.

Keduanya ikut hingga tiba saatnya sang raja melakukan moksa di Hargo Dalem. Sedangak. Sabdo Palon moksa di Hargo Dumiling.

Saat itu Raja bertitah wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus mundur aku harus moksa dan meninggalkan dunia ramai ini.

Baca Juga: 7 Misteri Gunung Arjuno, Jangan Punya Niat Buruk Jika Melewati Hutan ini

Dipa Menggala karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa Gunung Lawu dan membawahi semua makhluk gaib dengan gelar Sunan Gunung Lawu. Sedangkan Wangsa Menggala kau kuangkat sebagai patihnya dengan gelar Kyai Jalak.

Selain cerita tersebut, adapula cerita versi lainyang mengisahkan bahwa sebenarnya Raja Brawijaya ke-5 pergi ke puncak Gunung Lawu sebab dikejar oleh Adipati Cepu yang berasal dari Kesultanan Demak.

Kesultanan yang rajanya adalah menantu dari Raja Brawijaya ke-5 itu sendiri, yaitu Raden Fatah.

Raja Brawijaya menolak untuk mengikuti menantunya memeluk agama Islam sehingga peperangan pun tak terhindarkan.

Halaman:

Editor: Muji Lestari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X