AGTVnews.com - Dalam pernikahan selalu ada jajanan tradisional sebagai pelengkap salah satunya jadah ketan yang memiliki filosofi mendalam.
Jajanan tradisional jadah ketan ini merupakan warisan budaya ini tak lekang oleh waktu.
Di sebagian daerah menyebut jadah ketan ini dengan nama tetel. Dan jajanan ini semakin menunjukkan eksistensinya dengan packaging kekinian yang menarik minat.
Jajanan jadah ketan bercita rasa nusantara ini sangat bermakna dan sakral di kalangan masyarakat Jawa ketika mengadakan suatu acara.
Baca Juga: Hindari pakan kroto murai batu mabung, ternyata voer bulu burung langsung ambrol dengan takaran ini
Biasanya jadah ketan selalu ada dalam acara pernikahan, megengan, selamatan dan berbagai acara tradisional lainnya.
Jadah ketan terbuat dari beras ketan yang dikukus, kemudian dimasak bersama santan, daun pandan dan sedikit garam.
Jadah memiliki tekstur kenyal dan lengket dengan rasa asin dan gurih yang dominan sebab penggunaan santan kelapa.
Baca Juga: Inspirasi menu buka puasa Ramadhan, Bolu Donat Kukus dijamin anti ribet! uenak pol tiada duanya
Konon, simbol dan filosofi dalam jadah adalah karena terbuat dari beras ketan yang bertekstur lengket dan cara pembuatan yang membutuhkan waktu lama.
Menurut sesepuh zaman dulu, sifat beras ketan yang lengket bisa menjadi pelajaran bagi pengantin agar keduanya memiliki hubungan yang erat, setia terhadap pasangan dan enggan untuk melepaskan.
Sementara, pembuatan jadah yang memerlukan waktu lama diartikan semoga pengantin memiliki kesabaran ekstra.
Baca Juga: Jangan dikonsumsi 3 makanan yang merusak ginjal ini, lebih baik mencegah daripada mengobati
Mempelai diberikan pelajaran agar tidak mudah putus asa dalam membangun dan mengarungi rumah tangga dalam suka maupun duka.
Artikel Terkait
Lezatnya Putri Mandi, jajanan tradisional kreasi IRT di Jombang ini unik dan bikin lindah bergoyang
Udah pernah coba Klepon Miroso Kediri ? jajanan tradisional legendaris di Kota Tahu
Jajanan tradisional ini wajib ada di acara pernikahan, filosofinya dalem banget, jangan disepelekan
Tempat berburu jajanan tradisional di Kota Blitar, tak kalah dengan kuliner kekinian
Makna kue apem dalam tradisi megengan Ramadhan, jajanan tradisional wajib bulan puasa