AGTVnews.com - Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pecah usai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.
Akibatnya 127 suporter meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Salah satu suporter menceritakan kronologi sekaligus kengerian saat pecahnya kericuhan di Stadion Kanjuruhan.
Cerita tersebut dibagikan dalam sebuah utas di media sosial Twitter oleh akun @RezqiWahyu_05.
Dalam utasnya ia menceritakan semua berjalan aman dan tertib hingga kick off. Pertandingan pun berjalan aman tanpa kericuhan meski beberapa kali terdengar psywar dari suporter untuk pemain Persebaya.
Jeda babak pertama ada 2 sampai 3 kali kericuhan di tribun 12 dan 13. Namun hal itu dengan mudah mampu diurai oleh petugas keamanan.
Pada babak kedua, gol ketiga Persebaya Surabaya berhasil mengungguli Arema FC. Arema FC kemudian bermain menyerang namun tak mampu merubah kedudukan.
Tragedi dimulai saat peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan ditiup. Terlihat wajah lesu dan para pemain Arema FC yang tertunduk.
Saat itu, terlihat pelatih dan manajer Arema FC mendekati tribun timur sambil menunjukkan gestur minta maaf ke suporter.
Disisi lain, ada satu orang suporter dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa.
Suporter itu terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada kedua pemain Arema FC tersebut.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.
Sumber: Twitter @libar_12
Artikel Terkait
Begini suasana pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya sebelum pecah kericuhan hingga jatuh 127 korban
Tragedi Kanjuruhan Malang, pecinta bola tanah air menangis : sanksi FIFA menanti
4 warga Blitar jadi korban kericuhan di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya
Ada warganya yang jadi korban tragedi Kanjuruhan Malang, Kabupaten Blitar siagakan ambulan dan nomor darurat
Buntut tragedi Kanjuruhan, LIB hentikan kompetisi Liga 1 sepekan