Mengenal Syekh Subakir, Ulama Asal Persia yang Salah Satu Petilasannya Ada di Blitar

- Selasa, 13 September 2022 | 15:46 WIB
Mengenal Syekh Subakir, Ulama Asal Persia yang Salah Satu Petilasannya Ada di Blitar (Instagram @anja_dena)
Mengenal Syekh Subakir, Ulama Asal Persia yang Salah Satu Petilasannya Ada di Blitar (Instagram @anja_dena)

AGTVnews.com - Nama Syekh Subakir dikenal sebagai seorang ulama asal Persia. Syekh Subakir datang ke tanah Jawa atas utusan Sultan Muhammad I dari Kekaisaran Ottoman di Turki pada tahun 1404 M.

Hikayatnya disebut dalam lontar kuno yang ditulis Sunan Drajad. Tujuan Syekh Subakir di utus ke tanah Jawa adalah untuk menyebarkan ajaran Islam.

Syekh Subakir dipilih untuk dikirim ke tanah Jawa karena kemampuannya dalam berbagai bidang. Konon, ia tak hanya pandai di bidang keagamaan, namun juga memiliki kekuatan mampu menaklukkan para lelembut.

Syekh Subakir memiliki sebuah batu hitam dengan kekuatan magis. Batu itu, oleh Syekh Subakir ditancapkan di Gunung Tidar Jawa Tengah, hingga membuat bangsa jin di seluruh tanah Jawa kepanasan.

Baca Juga: Wajawa Kopi Blitar, Ngopi Asyik dengan Nuansa Autentik Jawa yang Cantik

Bangsa jin dan lelembut yang mendiami seluruh sudut pulau Jawa konon dipimpin Sabdo Palon atau Semar.

Mereka lari tunggang langgang usai tanah Jawa ditumbali oleh Syekh Subakir. Ada yang menyebrangi lautan, sembunyi di tempat terpencil di Pulau Jawa bahkan ada yang harus mati.

Melihat kondisi itu, Sabdo Palon turun dari persemayamannya dan menemui Syekh Subakir.

Kemudian terjadilah pertempuran diantara keduanya selama 40 hari hingga Sabdo Palon merasa kuwalahan dan menawarkan gencatan senjata.

Sabdo Palon akhirnya mengajak Syekh Subakir untuk membuat kesepakatan. Diantaranya Yekh Subakir boleh menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa namun tidak boleh dengan paksaan.

Baca Juga: Review Kampung Organik Brenjonk Trawas, Wisata Murah dengan Cantiknya Bunga Warna-warni yang Instagramable

Kemudian Sabdo Palon juga mempersilahkan orang Islam untuk menjadi raja di Pulau Jawa dengan catatan jangan meninggalkan adat istiadat Jawa.

Kemudian Sabda Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di tanah Jawa—Raja-raja Islam—namun dengan catatan.

Para Raja Islam itu silahkan berkuasa, namun jangan sampai meninggalkan adat istiadat dan budaya yang ada.

Halaman:

Editor: Muji Lestari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X