Tips psikolog cegah anak jadi korban kekerasan seksual, orang tua wajib lakukan hal yang mudah ini

- Kamis, 16 Maret 2023 | 08:27 WIB
ilustrasi trauma pada anak akibat terjadinya pelecehan seksual.  (pixabay.com / @kalhh)
ilustrasi trauma pada anak akibat terjadinya pelecehan seksual. (pixabay.com / @kalhh)

AGTVnews.com - Mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual ternyata juga bisa dilakukan oleh orang tua.

Ada hal gampang yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anaknya menjadi korban kekerasan seksual.

Hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual ini sangat mudah dilakukan.

Menurut psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., mengenalkan materi bagian tubuh pribadi yang rentan jadi objek pelecehan sangat bermanfaat untuk mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual.

Baca Juga: Mengenal gejala penyakit tetelo pada Lovebird, jangan anggap remeh bisa bikin kondisi kicauan fatal

"Ajarkan anak tentang bagian tubuh pribadi dari mulut sampai lutut, ajarkan siapa saja yang boleh lihat atau sentuh," ucapnya.

vera menyebutkak siapa saja yang boleh mneyentuh bagian tersebut, harus dijelaskan gamblang, seperti diri sendiri, orangtua khususnya ibu, dan dokter dengan didampingi orangtua.

Baca Juga: Asyik banget nongkrong kekinian di Warung Aroem Kediri, nongki di tempat estetik yang murah, aman di kantong

Vera menyarankan agar orangtua mengajarkan anak jika ada orang yang memaksa atau membujuk mereka, maka anak disuruh untuk berteriak, berlari dan melapor atau menceritakan apa yang dialami pada orangtua.

"Tekankan bahwa apapun yang terjadi mereka tidak perlu takut karena bukan salah mereka," ujar dia.

Baca Juga: 5 makanan khas Tulungagung yang rasanya nagih banget dan bikin lidah bergoyang, kesukaanmu?

Sementara untuk dampak yang terjadi akibat pelecehan seksual pada anak, bila korban merasa takut atau cemas, merasa bersalah, mempunyai pandangan negatif tentang dirinya, marah dan malu.

Maka korban harus mendapatkan pendampingan psikologis untuk mengatasi perubahan emosi atau perilaku yang muncul pada korban.

"Hindari memojokkan atau mengungkit-ungkit terus. Bantu korban untuk kembali ke rutinitasnya," kata dia.

Halaman:

Editor: Linda Kusuma Wardhani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X