AGTVnews.com - Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai membuat peternak ruminansia mulai gelisah.
Para peternak sapi terutama, kini memilih menjual sapinya ketimbang harus menanggung rugi lembunya mati terjangkit PMK.
Bahkan para peternak rela sapinya terjual dengan harga murah daripada PMK malah memperbesar kerugian yang diterima.
Baca Juga: Piala Thomas 2022: Indonesia Harus Berjuang Keras Lawan Jepang di Partai Semifinal
Ain Fitria, warga Desa Nguter, Kecamatan Pasirian mengaku terpaksa menjual 1 dari 4 sapinya yang terinfeksi PMK.
"Saya punya sapi 4 ekor, sakit semua jadi yang satu terpaksa dijual," ujar Ain pada Kamis, 12 Mei 2022.
Ia mengaku rela merugi dengan pertimbangan adanya ancaman kematian pada sapinya bila tak kunjung dilepas untuk dijual.
Baca Juga: SEA Games 2021: Garuda Muda Siap Tempur Lawan Filipina U23, Shin Tae-yong: Kami Dalam Kondisi Bagus
Sebagaimana dikutip AGTV News dari Kabar Lumajang berjudul Khawatir Ancaman PMK, Warga Lumajang Rela Jual Murah Sapi Ketimbang Ternaknya Meninggal, Ain mengungkapkan sapi milik tetangganya ada yang tiba-tiba mati setelah terserang PMK.
"Karena takut sapi tiba-tiba mati, lakunya sangat murah sekali, kalau sehat bisa laku 18 juta, tapi kemarin cuma laku 12 juta saja," ujarnya
Artikel Terkait
Polres Trenggalek dan Stakeholder Kunjungi Pasar Hewan Antisipasi Merebaknya PMK
Puluhan Sapi di Jombang Suspek PMK, 5 Ekor Mati Mendadak
Emil Dardak Ungkapkan Penyebab Hewan Ternak Terjangkit PMK Banyak Ditemukan di Jatim
736 Ekor Sapi dari Nusa Tenggara Timur Tertahan di Tanjung Perak Karena Ada Aturan Terkait PMK
Berbahaya, Polri Tegaskan Hewan Ternak yang Terjangkit PMK Harus Dimusnahkan