Sejarah berdirinya Blitar, tidak disangka berasal dari singkata kata ini

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 08:06 WIB
Ilustrasi hutan belantara. Sejarah berdirinya Blitar tidak disangka berawal dari sini. (Pixabay.com)
Ilustrasi hutan belantara. Sejarah berdirinya Blitar tidak disangka berawal dari sini. (Pixabay.com)

AGTVnews.com - Blitar adalah nama salah satu daerah di Jawa Timur. Terletak di sisi selatan dari propinsi ujung pulau Jawa.

Tak banyak yang tahu, bahwa awal sejarah berdirinya Blitar dulunya ternyata adalah hutan belantara.

Tak hanya berwujud hutan belantara, namun pada zaman dahulu banyak yang enggan masuk wilayah Blitar.


Karena dikenal wingit dan terisolir, wilayah hutan belantara Blitar tersebut jarang dijamah manusia.

Namun saat itu ada tentara dari Mongol atau tentara tartar yang masuk hutan belantara tersebut.

Baca Juga: 6 deretan Makam dan petilasan di Blitar yang jadi wisata religi hingga tempat keramat, dimana saja?

Dikutip dari laman resmi Pemkot Blitar, tentara tartar yang merupakan pasukan Kekaisaran Mongol bersembunyi di dalam hutan setelah kalah berperang melawan Majapahit.

Karena keberadaannya dianggap mengancam Kerajaan Majapahit, maka diutuslah Nilasuwarna anak dari Adipati Wilatika Tuban yang merupakan orang kepercayaan Kerajaan Majapahit.

Nilasuwarna, ketika itu, mengemban tugas untuk menumpas pasukan Tartar yang bersembunyi di dalam hutan.

Singkat cerita, Nilasuwarna berhasil mengusir pasukan Tartar dari dalam hutan. Sehingga wilayah hutan tersebut kemudian diberi nama Blitar yang berarti Bali Tartar atau kembalinya Tartar.

Atas keberhasilannya, Majapahit pun memberi Nilasuwarna untuk mengelola hutan tersebut. Dan diberi gelar Adipati Ariyo Blitar I.

Baca Juga: Kafe di sekitar Bromo yang hits, tongkrongan adem punya view keren

Sejak itu, Adipati Ariyo Blitar I mulai menjalankan kepemimpinan di bawah Kerajaan Majapahit. Dia kemudian menikah dengan Gutri atau Dewi Rayung Wulan, dan dianugerahi anak bernama Djoko Kandung.

Selanjutnya daerah di lereng selatan Gunung Kelud itu berkembang menjadi sebuah pemukiman hingga saat ini.

Halaman:

Editor: Yusuf RH Saputro

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X