Putri Surati yang merasa sangat kecewa pada suaminya berlari dan melompat ke telaga, ia menenggelamkan dirinya.
Tak lama kemudian air telaga berubah menjadi jernih dan berbau harum.
Raden Banterang yang tersadar dari kemarahannya merasa sangat sedih dan menyesal. Ia menangis sejadi-jadinya di tepi telaga.
Setelah kejadian itu, maka daerah tersebut di beri nama dengan Banyuwangi artinya air yang harum.
Cerita tersebut memiliki pesan moral agar tidak mudah percaya kata-kata orang lain sebelum kita membuktikan kebenarannya.
Selain itu kontrol emosi menjadi sangat penting, sebab keputusan yang diambil melalui kemarahan tidak akan pernah memberikan hasil yang baik.***
Artikel Terkait
Kisah teladan Nabi Muhammad SAW di bulan Maulid, pasrah akan dicambuk Ukasyah untuk bayar hutang
Kisah tragis yang terjadi di Ngawi, Gubernur Jawa Timur jadi korbannya: Monumen Seorjo bukti kekejaman PKI
Mitos kutukan Kartikea Singha penguasa Kediri hingga kisah Ratu Shima potong tangan putranya sendiri
Kisah teror pocong andong Sidoarjo yang meminta tumbal, imbas sayembara dukun hentikan semburan lumpur Lapindo
Menguak kisah Candi Tegowangi Kediri, situs peninggalan Majapahit yang menjadi tempat pendarmaan raja