Kisah asal-usul Banyuwangi: pengorbanan permaisuri yang disesali raja

- Sabtu, 5 November 2022 | 08:10 WIB
Gandrung Sewu Banyuwangi. (FOTO: dok Pemkab Banyuwangi)
Gandrung Sewu Banyuwangi. (FOTO: dok Pemkab Banyuwangi)

Tanpa disadari ternyata Raden Rupaksa telah membuat siasat untuk menjatuhkan adiknya.

Raden Rupaksa pergi menemui Raden Banterang yang tengah berburu di hutan.

Baca Juga: Cara menaikkan birahi burung Kacer dengan cepat, ternyata cukup beri pakan ini terutama musim hujan

Di sana ia mengatakan pada Raden Banterang jika istrinya berselingkuh dan menyimpan ikat kepala selingkuhannya.

Tak sampai di situ, Raden Rupaksa juga menceritakan asal asul keluarga putri Surati dan mengatakan bahwa istrinya akan membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya.

Mendengar cerita tersebut Raden Banterang sangat marah.

Ia pun pulang untuk menemui istrinya, ia mencari ikat kepala yang dianggap milik selingkuhan putri Surati.

Ikat kepala yang dimaksud pun ditemukan di bawah bantal, hal ini membuat Raden Banterang semakin marah.

Dalam kemarahannya Raden Banterang tak mau mendengarkan penjelasan putri Surati dan mengajaknya pergi ke telaga.

Baca Juga: Review Grande Garden Cafe Prigen, ada spot baru romantis nan eksotis di tengah-tengah kolam ikan

Di tepi telaga kemarahan Raden Banterang semakin menjadi-jadi ia hampir membunuh istri yang ia cintai.

Kerena mengerti akan keinginan suaminya putri Surati memilih untuk mengorbankan dirinya, ia tak mau mati di tangan suaminya.

Sebelum terjun ke telaga putri Surati mengatakan pada suaminya.

"Jika aku mati dan air telaga ini menjadi jernih serta berau harum maka artinya aku tak bersalah."

Tetapi sebaliknya, jika aku mati dan air telaga ini menjadi keruh serta berbau busuk maka artinya aku bersalah," ungkap putri Surati.

Halaman:

Editor: Yusuf RH Saputro

Sumber: YouTube Gromore Studio Series

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X