• Minggu, 24 September 2023

Sejarah Kerajaan Kediri dan Kisah Kejayaannya di Nusantara

- Minggu, 4 Juni 2023 | 12:05 WIB
Candi Penataran Blitar yang menjadi salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Kediri (instagram.com / @anggaoe_)
Candi Penataran Blitar yang menjadi salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Kediri (instagram.com / @anggaoe_)

AGTVnews.com - Kerajaan Kediri atau Panjalu merupakan salah satu kerajaan yang punya nama besar di Nusantara.

Kerajaan Kediri menjadi awal munculnya kerajaan besar dari tanah Jawa.

Dalam sebuah kronik Cina dengan judul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, nama kerajaan Kediri disebut.

Dikatakan dalam kronik Cina itu jika bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatera. Dan Kerajaan Kedirilah negeri yang paling kaya di Jawa pada masa itu.

Baca Juga: Erick Thohir Bangkitkan Kembali Lokananta, Perusahaan Rekaman Pertama di Indonesia, Ternyata Ini Tujuannya

Sebenarnya di awal-awal masa Kerajaan Kediri tidak begitu diketahui. Dalam kisah yang tertuang dalam prasasti Mahasukbya, serat Calon Arang, dan kitab Negarakertagama, disebutkan jika Panjalu merupakan setengah dari kerajaan Medang Kamulan.

Disebutkan jika seorang raja dari Medang Kamulan bernama Airlangga telah membagi kerajaannya menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi.

Sebelum membagi kerajaan Medang Kamulan menjadi dua bagian, Airlangga memindahkan pusat pemerintahannya ke Kahuripan.

Kerajaan itu adalah kerajaan Jenggala dengan pusat pemerintahan di Kahuripan serta Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan pusat pemerintahan di Daha.

Baca Juga: 5 Cara Hilangkan Kerutan Dibawah Mata tanpa Obat, Kulit Terlihat Lebih Kencang dan Cerah, Bebas Penuaan Beb!

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan dan ibukotanya Kahuripan.

Sementara Panjalu yang kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan ibu kotanya Daha.

Awal-awal masa Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak banyak diketahui. Tidak banyak cerita yang tersurat pada masa itu.

Hanya saja dari Prasasti Turun Hyang II (1044 M) yang diterbitkan kerajaan Janggala menyebutkan adanya perang saudara antara dua kerajaan sepeninggal raja Airlangga.

Halaman:

Editor: Linda Kusuma Wardhani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X