AGTVnews.com - Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menorehkan kekejamannya di sepanjang sejarah kemerdekaan Indonesia. Termasuk di Ngawi Jawa Timur.
Kabupaten Ngawi menjadi salah satu saksi atas kejahatan dan kekejaman yang telah dilakukan oleh PKI.
Pada September 1948, FDR PKI pimpinan Amir Syarifuddin dan Musso melakukan penghianatan terhadap rakyat Indonesia yang saat itu dibawah pimpinan Soekarno-Hatta.
Berbagai propaganda terus dilakukan hingga membangun negara Republik Indonesia Soviet.
Baca Juga: Olahraga saja gak cukup, ini 5 cara ampuh mengecilkan perut buncit
Awalnya gerakan ini terfokus pada daerah Solo dan Madiun. Namun gerakan ini dapat dipukul mundur oleh Tentara Negara Indonesia (TNI).
Meski telah dipukul mundur higga ke pelosok pulau Jawa, pada bulan November 1948 FDR PKI semakin membabi buta.
Mereka membunuh para ulama dan santri serta orang-orang yang dianggap feodal dan menghalangi paham komunis.
Salah satu korban pembunuhan tersebut adalah mantan gubernur Jawa Timur Soerjo yang kala itu tengah menjabat menjadi petinggi negara dan tinggal di Jogjakarta.
Kisah tragis pembunuhan mantan gubernur ini dikisahkan dalam buku Madiun dari Republik ke Republik.
Setelah melakukan upacara peringatan Hari Pahlawan ke-3 pada tanggal 10 November 1948, Soerjo berangkat ke Madiun.
Beliau hanya berangkat bersama 2 ajudannya yaitu Mayor Soehardi, dan Letnan Soenanto selaku sopir.
Sebelum kepergian beliau, Moh. Hatta menasehati Soerjo untuk menunda kepulangannya karena saat itu situasi sedang dalam keadaan tidak aman.
Artikel Terkait
Mengenal Operasi Trisula, penumpasan PKI yang hendak bangkit di Blitar Selatan
Detik-detik akhir hidup gembong PKI Musso, benarkah dibakar di Alun-alun Ponorogo?
Menguak kekejaman PKI di wisata sejarah Monumen Kresek Madiun, lokasi pembantaian sejumlah tokoh dan pahlawan
Tragis, 5 sungai ini jadi saksi bisu tragedi di Indonesia, tiga di antaranya peristiwa G30S PKI yang kejam
5 monumen mengenang kekejaman pemberontakan PKI di Indonesia