AGTVnews.com - Tarhib Ramadhan merupakan penyambutan atas datangnya bulan suci Ramadhan bagi umat muslim. Seperti tradisi Mengengan yang lekat dilakukan masyarakat Jawa.
Megengan merupakan tradisi menyambut Ramadan masyarakat Jawa yang berarti mengagungkan.
Mengagungkan dalam Megengan ini adalah untuk bulan Ramadhan, cinta pada bulan Ramadhan, menyambut bulan Ramadhan dengan melaksanakan suatu amalan, bersyukur kepada Allah.
Biasanya masyarakat Jawa dalam menjalankan Megengan ini dengan membagikan atau saling bertukar makanan dengan yang lain.
Baca Juga: Punya banyak khasiat, ini 9 macam penyakit yang bisa diobati dengan madu
Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW yakni, memberi makan merupakan salah satu perkara baik dalam agama.
Dalam tradisi Megengan ini identik dengan kue apem.
Kata 'apem' adalah kata serapan dari Bahasa Arab yaitu afwun yang berarti maaf.
Baca Juga: 8 terapi untuk Lovebird ngekek panjang dalam seminggu, cuma modal semprot saja
Di masyarakat, budaya Megengan digunakan sebagai ajang silaturahmi dengan membagikan kue apem yang berarti maaf kepada orang lain sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Budaya Megengan ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga yang mengubah tradisi ruwahan peninggalan jaman Majapahit menjadi Megengan dengan memasukkan budaya Islam di dalamnya.
Tradisi Megengan yang masih terus dilestarikan di masyarakat ini sangatlah indah, karena mereka menjaga silaturahmi, saling memberi atau bertukar, satu sama lain atau bersedekah yang membuat suasana indah.***
Artikel Terkait
Memahami Tradisi Megengan Menjelang Bulan Ramadhan oleh Masyarakat Jawa
Ramadhan: Filosofi Megengan dan Kue Apem, Simbol Memohon Ampunan Hingga Menahan Hawa Nafsu
Mengulik budaya Megengan, asal usul hingga tradisi turun menurun jelang bulan Ramadhan
Makna kue apem dalam tradisi megengan Ramadhan, jajanan tradisional wajib bulan puasa
Ini makna Megengan, tradisi masyarakat Jawa jelang Ramadhan yang terus dipertahankan hingga sekarang