• Minggu, 24 September 2023

CEO Indodax Ungkap Fakta Menarik Tentang Smart Contract, Teknologi Blockchain Masa Depan!

- Senin, 8 Mei 2023 | 21:49 WIB
CO Indodax, Oscar Darmawan
CO Indodax, Oscar Darmawan

AGTVnews.com - Saat ini, aset kripto seperti Bitcoin yang mengadopsi teknologi blockchain sedang booming. Namun, tahukah Anda bahwa teknologi smart contract merupakan salah satu pengaplikasian teknologi blockchain yang menjadi backbone dari aset kripto?

Berikut penjelasan Oscar Darmawan, sebagai CEO Indodax crypto exchange terbesar dan pertama di Indonesia, mengenai smart contract sebagai teknologi masa depan untuk transparansi aset.

Smart contract atau disebut kontrak pintar merupakan protokol eksekusi yang bersifat digital dan disimpan di jaringan blockchain. Smart contract berjalan secara otomatis dan melibatkan lebih dari satu pihak.

Teknologi ini cocok digunakan untuk sistem perekonomian, politik, dan lainnya di kehidupan saat ini, termasuk di Indonesia.

Oscar menjelaskan bahwa smart contract dapat diprogram untuk berbagai hal, seperti halnya program komputer pada umumnya.

Baca Juga: Komoditas aset kripto di Indonesia hasilkan Triliunan Rupiah, Wamendag: Ini potensi luar biasa

Namun, yang membedakan smart contract adalah penggunaan teknologi blockchain yang memberikannya sifat tidak dapat diubah (immutable), hanya dapat ditambahkan, transparan, aman, dan traceable.

Dengan adanya smart contract, aturan dapat dimasukkan dan diterapkan melalui kode. Jika perjanjian di antara kedua belah pihak sudah menggunakan smart contract, maka tidak lagi diperlukan pihak ketiga sebagai penengah atau untuk memastikan verifikasi transaksi.

Karena smart contract berdiri di atas jaringan blockchain yang bersifat publik, maka masyarakat umum dapat melihat kontrak yang sudah disepakati.

Konsep smart contract pertama kali dipelopori oleh jaringan Ethereum, dan banyak token yang berjalan di jaringan Ethereum merupakan buah dari penggunaan smart contract ini.

Namun, semakin banyaknya token yang berjalan di jaringan Ethereum, maka skalabilitas Ethereum semakin lambat, ditambah lagi dengan gas fee Ethereum yang besar.

Baca Juga: Profil ratu drama comedy romance: Si Cantik Park Min Young terjerat hubungan asmara dengan bos Kripto

Untuk mengatasi kekurangan ini, lahir jaringan smart contract lainnya seperti Solana, Polygon, dan Cardano.

Meskipun smart contract tidak luput dari kekurangan, seperti adanya kemungkinan hacking, namun teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk transparansi yang lebih baik.

Halaman:

Editor: Yusuf RH Saputro

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X